Bidayah Wan Nihayah: Berapa Jilid Kitab Ini?
Hey guys, pernah nggak sih kalian penasaran banget sama kitab-kitab klasik Islam yang punya reputasi luar biasa? Salah satu yang sering banget disebut-sebut adalah Bidayah Wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir. Tapi, di balik ketenarannya, seringkali muncul pertanyaan mendasar: Bidayah Wan Nihayah itu berapa jilid sih? Nah, buat kalian yang lagi nyari jawaban pasti, kalian datang ke tempat yang tepat! Mari kita bedah tuntas soal jumlah jilid kitab monumental ini, biar nggak ada lagi keraguan di benak kalian, apalagi buat para santri, mahasiswa, atau siapa pun yang mendalami ilmu agama.
Memahami Bidayah Wan Nihayah: Lebih dari Sekadar Jumlah Jilid
Sebelum kita langsung loncat ke jawaban soal jumlah jilidnya, penting banget buat kita paham dulu apa sih sebenarnya Bidayah Wan Nihayah itu? Jadi gini, guys, kitab ini tuh judul lengkapnya adalah "Al-Bidayah wan Nihayah fi at-Tarikh" (البداية والنهاية في التاريخ). Kerennya lagi, Imam Ibnu Katsir menyusun kitab ini sebagai sebuah ensiklopedia sejarah universal. Jadi, isinya itu mencakup dari awal penciptaan alam semesta, kisah para nabi, sejarah raja-raja, sampai dengan peristiwa-peristiwa menjelang hari kiamat dan gambaran akhirat. Nggak heran kalau kitab ini disebut sebagai salah satu karya sejarah terlengkap dan paling otoritatif dalam khazanah Islam. Imam Ibnu Katsir, yang hidup di abad ke-8 Hijriyah (wafat tahun 774 H), memang dikenal sebagai ahli tafsir, ahli hadits, dan sejarawan yang sangat produktif dan teliti. Karyanya yang lain yang juga terkenal adalah tafsirnya, Tafsir Ibnu Katsir, dan kitab hadits Al-Jami' fi al-Shama'il an-Nabawiyyah. Tapi, Bidayah Wan Nihayah ini benar-benar masterpiece-nya dalam bidang tarikh atau sejarah.
Jadi, kalau ditanya berapa jilid Bidayah Wan Nihayah, jawabannya itu nggak sesederhana satu angka pasti. Kenapa? Karena penyusunan dan penerbitannya itu bervariasi banget tergantung edisi dan percetakannya, guys! Tapi, secara umum, banyak edisi standar yang beredar saat ini terdiri dari 11 hingga 15 jilid tebal. Ada juga edisi yang lebih ringkas atau bahkan edisi yang lebih detail lagi. Ukuran jilidnya pun bisa berbeda-beda. Ada yang mencetak per jilid itu cukup tebal dengan ribuan halaman, ada juga yang membagi satu bagian besar menjadi beberapa jilid yang lebih tipis. Yang jelas, ini kitab super duper tebal dan isinya padat banget. Bayangin aja, mau nyari tahu sejarah dari zaman nabi Adam sampai akhir zaman dalam satu rangkaian kitab, pasti butuh ruang yang nggak sedikit, kan? Makanya, nggak heran kalau jumlah jilidnya banyak. Setiap jilid biasanya fokus pada periode sejarah tertentu, misalnya jilid awal membahas tentang penciptaan, kisah para nabi dari Adam sampai Isa, lalu dilanjutkan dengan sejarah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, para Khulafaur Rasyidin, dinasti-dinasti Islam, sampai ke masa-masa menjelang kiamat. Jadi, penyusunan per jilidnya itu logis banget mengikuti alur kronologi sejarah yang disajikan.
Kenapa Jumlah Jilid Bidayah Wan Nihayah Bisa Berbeda?
Nah, ini nih poin pentingnya, guys. Kalian pasti bingung, kok ada yang bilang 11 jilid, ada yang 14, ada yang 15? Tenang, ini normal kok. Ada beberapa alasan utama kenapa jumlah jilid Bidayah Wan Nihayah bisa bervariasi di pasaran:
-
Edisi Percetakan dan Penerbit: Ini adalah faktor paling krusial. Setiap penerbit punya standar layout, ukuran kertas, dan cara membagi naskah. Penerbit A mungkin merasa satu bagian sejarah tertentu itu cukup panjang untuk dijadikan satu jilid utuh, sementara Penerbit B membaginya menjadi dua jilid yang lebih ramping. Begitu juga dengan ukuran font, spasi, dan margin. Semakin besar cetakannya atau semakin banyak makhraj (catatan kaki atau tahqiq) yang ditambahkan oleh para pentahqiq modern, semakin besar pula potensi jumlah jilidnya bertambah.
-
Tahqiq dan Takmilah: Banyak edisi modern dari Bidayah Wan Nihayah itu sudah melalui proses tahqiq (penelitian, verifikasi, dan penyuntingan) yang mendalam oleh para ulama dan peneliti kontemporer. Mereka menambahkan sanad hadits, menjelaskan makna kata-kata yang asing, memberikan referensi silang, dan bahkan terkadang menambahkan takmilah (pelengkap) dari kitab-kitab lain untuk memperkaya pembahasan. Proses tahqiq ini seringkali membuat teks asli menjadi lebih tebal dan kompleks, yang kemudian memengaruhi pembagian jilidnya.
-
Ketersediaan Naskah Asli: Terkadang, pembagian jilid juga dipengaruhi oleh ketersediaan naskah asli yang digunakan sebagai acuan. Jika ada bagian naskah yang terpisah atau memiliki ciri khas tersendiri, penerbit mungkin akan memperlakukannya sebagai jilid tersendiri.
-
Format Edisi (Hardcover vs. Softcover, Ukuran): Edisi hardcover dengan kertas berkualitas tinggi dan ukuran besar tentu akan terlihat lebih megah dan mungkin jumlah jilidnya lebih sedikit dibandingkan edisi softcover yang lebih ekonomis dengan ukuran lebih kecil, di mana satu bagian besar bisa dibagi lagi agar lebih mudah dibawa.
Jadi, intinya, kalau kalian menemukan Bidayah Wan Nihayah dalam 11, 12, 13, 14, atau bahkan 15 jilid, itu semua adalah hal yang wajar dan benar, selama kalian mendapatkan edisi yang terpercaya dan layak untuk dipelajari. Yang terpenting bukan jumlah jilidnya, tapi kualitas isi dan keakuratan informasinya. Fokuslah pada penerbit yang kredibel dan pentahqiq yang terpercaya agar kalian mendapatkan versi Bidayah Wan Nihayah yang paling otentik dan bermanfaat untuk kajian kalian. Jangan sampai bingung hanya karena perbedaan jumlah jilid ya, guys!
Mengapa Kitab Ini Begitu Penting dan Layak Dikoleksi?
Sekarang kita sudah paham soal jumlah jilidnya, mari kita sedikit mengulas kenapa sih Bidayah Wan Nihayah ini begitu penting banget sampai-sampai layak punya banyak jilid dan jadi rujukan utama? Alasan utamanya adalah cakupan materinya yang sangat luas dan komprehensif. Bayangin aja, guys, ini bukan cuma buku sejarah biasa. Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya ini menyajikan sejarah dari A sampai Z, dimulai dari:
- Penciptaan Alam Semesta: Penjelasan mengenai bagaimana Allah menciptakan langit, bumi, malaikat, dan segala isinya. Ini adalah fondasi awal dari narasi sejarah yang disajikan.
- Kisah Para Nabi: Mulai dari Nabi Adam alaihi salam, Nabi Syits, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, hingga Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Setiap kisah nabi disajikan dengan detail berdasarkan Al-Qur'an dan hadits-hadits shahih yang ada, lengkap dengan pelajaran dan hikmah yang bisa diambil.
- Sejarah Pra-Islam dan Masa Jahiliyah: Menjelaskan kondisi masyarakat Arab sebelum datangnya Islam, termasuk tradisi, kepercayaan, dan peristiwa-peristiwa penting pada masa itu.
- Periode Nabi Muhammad SAW: Ini adalah bagian yang sangat krusial. Pembahasan meliputi seluruh perjalanan hidup Rasulullah, mulai dari kelahiran, masa kenabian, hijrah, peperangan, perjanjian, hingga wafatnya. Semuanya disajikan secara kronologis dan terperinci.
- Sejarah Khulafaur Rasyidin dan Para Sahabat: Setelah wafatnya Rasulullah, Imam Ibnu Katsir melanjutkan narasi sejarah dengan masa pemerintahan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Termasuk juga kisah-kisah para sahabat utama lainnya.
- Dinasti-Dinasti Islam: Melanjutkan ke masa kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, hingga dinasti-dinasti lain yang berkuasa di dunia Islam, mencatat raja-raja, peristiwa penting, dan perkembangan peradaban.
- Peristiwa Menjelang Kiamat (Asyrath as-Saa'ah): Bagian ini sangat menarik, di mana Imam Ibnu Katsir membahas tanda-tanda kiamat besar dan kecil berdasarkan hadits-hadits Nabi. Ini memberikan gambaran tentang akhir zaman yang seringkali membuat pembaca merinding sekaligus merenung.
- Gambaran Surga dan Neraka: Di bagian akhir, kitab ini biasanya menyajikan deskripsi tentang kehidupan di akhirat, kondisi surga dan neraka, serta bagaimana nasib manusia setelah kematian. Ini menjadi penutup yang kuat dan pengingat akan tujuan akhir kehidupan.
Kekuatan dan Keunggulan Bidayah Wan Nihayah:
Selain cakupan materinya yang luar biasa, ada beberapa kekuatan lain yang membuat kitab ini begitu berharga:
- Metodologi Ilmiah: Imam Ibnu Katsir sangat berhati-hati dalam menyajikan setiap informasi. Beliau selalu merujuk pada sumber-sumber primer seperti Al-Qur'an, hadits, dan atsar (riwayat dari sahabat). Beliau juga seringkali mengkritisi riwayat yang lemah atau palsu, menunjukkan keilmuannya yang tinggi.
- Bahasa yang Lugas (meskipun Klasik): Meskipun ditulis dalam bahasa Arab klasik, penyajiannya relatif mudah dipahami bagi orang yang memiliki dasar bahasa Arab yang baik. Pentahqiq modern juga banyak membantu dengan catatan kaki dan penjelasan.
- Sumber Rujukan Utama: Bagi para sejarawan, peneliti, penulis buku, dan da'i, Bidayah Wan Nihayah adalah sumber primer yang tak ternilai. Banyak karya sejarah Islam lainnya yang mengutip atau bahkan mengambil sebagian besar materinya dari kitab ini.
- Menambah Wawasan Keislaman: Membaca Bidayah Wan Nihayah secara keseluruhan akan memberikan pemahaman yang utuh mengenai sejarah peradaban Islam, perjuangan para nabi dan sahabat, serta bagaimana Islam berkembang hingga menjadi agama yang mendunia. Ini sangat penting untuk memperkuat identitas dan kecintaan kita pada Islam.
Jadi, guys, kalau kalian punya kesempatan untuk memiliki atau sekadar membaca kitab Bidayah Wan Nihayah, jangan ragu-ragu. Mau dia 11 jilid, 15 jilid, atau berapa pun jumlahnya, yang terpenting adalah manfaat ilmunya yang luar biasa. Ini adalah investasi intelektual dan spiritual yang sangat berharga. Jangan lupa, saat memilih, perhatikan penerbit dan pentahqiqnya agar kualitasnya terjamin. Selamat mengkaji sejarah Islam yang agung bersama Imam Ibnu Katsir! Semoga kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga dari setiap lembaran kitab ini. Sampai jumpa di pembahasan lainnya, ya!